Pekalongan - Dandim 0710/Pekalongan Letkol Infanteri Arfan Johan Wihananto ikut andil pada proses panen padi di lahan Demontration Plot (Demplot) lahan milik Zainuddin dengan luas 2.000 m2, di area persawahan desa Simbang kulon kecamatan Buaran kabupaten Pekalongan, selasa (13/8/2019).
Panen padi jenis Inpari 42 pada lahan demplot wijakusuma tersebut dihadiri para Babinsa koramil 09/Buaran, PPL kecamatan Buaran Casripah serta Bayu Setyo Nugroho dan para kelompok petani desa Simbangkulon.
Pada kesempatannya Dandim mengatakan bahwa panen pada lahan demplot tersebut merupakan lahan percontohan bagi para petani dan pada kesempatan panen ini kami merasa bersyukur karena walaupun kekurangan debit air masih dapat menghasilkan produksi padi yang diharapkan oleh petani.
Lanjutnya, bahwa dengan penggunaan pupuk wijayakusuma tersebut masa panen lebih cepat 15 hari dibandingkan dengan penggunaan pupuk lainya, dengan memakai pupuk wijayakusuma masa panen antara 80 sampai 85 hari sedangkan dengan varietas yang sama dengan penggunaan pupuk biasa bisa mencapai 100 hari masa panen dan relatif tahan dari serangan hama dan penyakit tanaman.
"Kami merasa bersyukur walaupun kekurangan debit air, panen padi demlot wijayakusuma masih dapat menghasilkan produksi padi yang diharapkan oleh petani , dan ternyata waktu panen lebih cepat 15 hari dibandingkan dengan penggunaan pupuk biasa, serta tanaman lebih tahan hama dan penyakit,"jelasnya.
Disampaikan Dandim, untuk hasil panen pada musim tanam sebelumnya sejumlah 1000 kg atau 1 ton , sedangkan hasil panen saat ini dengan menggunakan pupuk organik Wijayakusuma dan ada kendala kekurangan air sebanyak 1300 kg atau 1,3 ton,sehingga dapat disimpulkan jika tidak ada kendala kekurangan air hasil panen padi kemungkinan dapat lebih dari 1,3 ton. .
"Untuk hasil ada peningkatan namun belum signifikan, hal itu di pengaruhi beberapa faktor diantaranya, banyaknya hama wereng yang menyerang namun masih dapat diatasi dan kekurangan debit air pada saat padi mulai mengisi,"pungkasnya.